To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.Ia menemukan seorang pria tua yang mengklaim sering melihat Majnun di gurun pasir.
Buku-Buku Karya Nizami Ganjavi Upgrade Your BrowserKisah ini bernama Laila dan Majnun, sepasang kekasih penjalin kisah cinta abadi yang berakhir tragis. ![]() Suatu hari, ketika sedang mengenyam pendidikan di suatu sekolah agama, ia bertemu seorang gadis bernama Laila. Sebagai bentuk rasa cintanya, Qays tak dapat mepersembahkan apapun selain puisi-puisi indah. Image Source. Gayung bersambut, Laila yang terkagum pada puisi Qays, menaruh perasaan yang sama terhadapnya. Qays yang tergila-gila pada Laila terus-menerus menulis puisi yang memuji dan mengagungkan sosok menawan gadis tersebut. Namun, tidak seperti saat ini, pada zaman dahulu, cinta mengenal sekat. Sebagai putri dari seorang kaya raya, tentu Laila diharapkan dapat dipersunting oleh lelaki dengan kedudukan setara sehingga ia bisa hidup dalam gelimangan harta dan kekayaan. Namun, cinta yang dimiliki Laila adalah cinta suci yang hanya akan ia persembahkan kepada lelaki yang sungguh-sungguh ia cintai. Image Source. Begitu usia mereka sudah matang, Qays, yang dijuluki Majnun atau gila oleh orang-orang lantaran ketergila-gilaannya terhadap Laila memberanikan diri untuk meminta restu ayah Laila. Ayahnya beralasan bahwa jika pernikahan itu terjadi, kehormatan keluarganya akan tercoreng. Majnun yang tengah putus asa kemudian meninggalkan rumah dan keluarganya. Ia memutuskan untuk tinggal di padang belantara yang dipenuhi hewan-hewan buas. Dalam keterpurukannya, ia tak henti-hentinya menulis puisi yang berkisah tentang kekasih pujaannya tersebut. Pria itu bernama Ibnu Salam yang datang langsung melamar Laila. Meski hatinya menolak, namun Laila terpaksa mengiyakan karena tak tega membawa aib bagi keluarganya. Image Source. Sepanjang hidupnya, Ibnu Salam tak pernah sekalipun berhasil menyentuh Laila. Meski tetap menjalani peran sebagai istri yang baik dan patuh terhadap suaminya, wanita tersebut tak pernah sekalipun merelakan tubuhnya kepada pria tersebut. Sudah barang tentu hatinya semakin tersayat mendengar kebar ini. Sejak saat itu ia memutuskan untuk menjauh dari peradaban dan menghabiskan sisa waktunya sendirian di pedalaman hutan. Beberapa pelancong dari negeri sebrang pernah melihat dirinya ketika mereka tengah bepergian dari dan ke dalam kota. Ketika menulis puisi, Majnun hanya bersenjatakan dahan kayu dan menulisnya di atas pasir. Mengetahui hal ini, Laila berniat mengirimkan kabar tersebut kepada Majnun.
0 Comments
Leave a Reply. |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |